Jumat, 01 Mei 2009

Bencana Lubang Ozon

Lapisan ozon melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi ultraviolet Matahari. Namun semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub Bumi akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila tidak segera diantisipasi maka akan menimbulkan bencana lingkungan yang luar biasa. Upaya yang dilakukan selama 20 tahun terakhir ternyata tidak mampu menekan laju kerusakan lapisan ozon. Luas lubang ozon (ozone hole) di atas benua antartika pernah mencapai rekor pada september 2003, yaitu sebesar 29 juta km persegi.

Sebagai manusia dan sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi kita mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikannya. Kita dapat berpatisipasi aktif memulihkan kerusakan lapisan ozn dengan tidak memakai peralatan yang menggunakan zat-zat penghancur lapisan ozon, misalnya freon dan halon. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan produsen elektronik untuk membuat kulkas dan pendingin ruangan tanpa bantuan gas freon.

Indikasi kerusakan ozon pertama kali ditemukan oleh tim peneliti Inggris, British Antartic Survey (BAS), di benua Antartika pada tahun 1970. Lima belas tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer pada ketinggian sekitar 20 km menjadi begitu sangat parah.

Meluasnya kawasan lubang ozon ditandai dengan semakin meningkatnya radiasi ultraviolet Matahari di kawasan yang tidak lagi mendapat payung dari lapisan ozon. Paparan sinar ultraviolet dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker kulit, katarak serta kerusakan lingkungan dipermukaan bumi. Bila penipisan lapisan ozon tetap berlanjut dengan laju seperti saat ini maka sudah dapat dipastikan kalau musnahnya seluruh kehidupan di Planet Bumi.

Apabila kerusakan ozon sudah merambah ke wilayah lain, maka sudah dapat dipastikan kalau manusia terserang penyakit secara masal dan kita akan sangat terganggu dengan segalah aktifitas kita sehari-hari, karena kita diharuskan untuk tidak terkena sinar matahari. Tanaman juga akan terganggu pertumbuhannya bila terkena radiasi sinar ultraviolet dosis tinggi. Selain itu, lambat laun kesuburan tanah akan terkikis karena radiasi sinara ultraviolet yang secara efektif membunuh berbagai mikro organisme di permukaan tanah. Akibatnya jelas, manusia akan kesulitan memenuhi kebutuhan pangan.

Sumber : Jelajah iptek

Edited : Rudin lapandewa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar